Video ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, yang diampu oleh Ibu DR. ELY SUSANTI, M.PD., dan Ibu PUJI ASTUTI, S.PD., M.Sc.
Sabtu, 14 April 2018
"DIVEN" Sebagai Alat Peraga Matematika
Ajeng Rizki Sakinah1, Ama Najla2
Esterlina3, Gheo Prakarsa Putra4
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Email : amanajla2@gmail.com
Abstract
This report
is contained about design of diven as a students learning media. The
purpose of making diven as students learning media is to plant the “set”
concept in junior high school student easily. Other than that, this media is
made for help the students to hone their skill in set material. This research
is using research and development methods of Sugiyono. According to Sugiyono
research development is research that used to produce the spesific product and
test the product effectiveness. Other than research method, this report is
contained about research steps and development about potential and problem,
collect the informations, design product,
design validation, Design
improvements, first test, product revisions, product trials, product revisions,
and mass production. The props of diven were tested in 2 stages. First tested
on 2 students at FKIP UNSRI Palembang campus and the second was tested on a small group
of 4 students in Junior high school number 13 Palembang.
Keyword : set, media, diven
Abstrak
Laporan ini
berisi tentang pendesainan diven sebagai
media belajar siswa. Tujuan pembuatan diven adalah sebagai media penanaman konsep
himpunan pada siswa SMP/MTS secara mudah, selain itu alat ini dibuat untuk
membantu siswa dalam mengasah kemampuan pada materi himpunan melalui latihan
soal. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian pengembangan model sugiyono. Menurut sugiyono
penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk. Selain pendesaianan dan
metode penelitian, laporan ini berisikan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan seperti potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, desain
produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba pertama, revisi produk, uji coba
produk, revisi produk, dan produksi massal. Alat peraga diven diujicobakan sebanyak 2
tahap. Pertama diujicobakan pada 2 orang siswa di FKIP UNSRI kampus Palembang
dan kedua diujicobakan pada sekelompok siswa sebanyak 4 orang di SMP Negeri 13
Palembang.
Kata
kunci: himpunan, media, diven
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, matematika semakin dibutuhkan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perkembangan di dunia pendidikan
maka semakin dibutuhkan alat yang di gunakan sebagai media untuk siswa belajar.
Dalam proses belajar, siswa dapat menggunakan alat atau media yang membantu
meningkatkan pemahaman dan mempermudah proses belajar. Ali (1992) menyimpulkan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
memberikan rangsangan untuk belajar. Menurut Arif S. Sadirman (1984) menyatakan
bahwa media sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar,seperti film, buku, dan kaset.
Minimnya alat peraga untuk belajar
konsep himpunan menyebabkan siswa kurang mampu dalam memahami konsep himpunan.
Beberapa alat peraga belum memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar. Oleh
karena itu, kami membuat alat peraga yang bernama “DIVEN”. Diven dibuat
sedemikian rupa untuk mempermudah dan membantu memenuhi kebutuhan siswa. Alat ini
dapat digunakan oleh siswa SMP/MTS untuk
membantu memahami konsep himpunan dan latihan soal.
KAJIAN PUSTAKA
Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Alat peraga digunakan
untuk mempermudah proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan baik dan
efektif. Sumad (1972) menyatakan bahwa alat peraga adalah alat untuk memberikan
pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indra.
Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas. Objek himpunan dapat berupa benda, manusia, hewan, tumbuhan, nama
tempat, dan lain sebagainya. Selanjutnya objek ini disebut sebagai elemen.
Himpunan dalam metematika dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang
nyata (real) maupun abstrak. Diven adalah alat yang digunakan untuk membantu
siswa memahami konsep himpunan, khususnya diagram venn.
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN
Metode
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Menurut Sugiyono (2011:407) metode penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan
bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Langkah-langkah
Penelitian Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan model Sugiyono. Metode penelitian dan pengembangan menurut sugiono
terdapat 10 tahapan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Secara ringkas dapat dilihat pada bagan berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut
Sugiyono (2011:408) langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk
menguji keefektifan produk yang dimaksud, adalah :
1. Potensi dan masalah
Pada tahap ini kami mencari tahu permasalahan pada
alat peraga matematika. Sebagaimana yang kita ketahui alat peraga itu sangat
bermanfaat dalam membantu guru mengajarkan materi. Kami melakukan observasi di
LAB MATEMATIKA FKIP UNSRI Kampus Palembang, tetapi kami tidak menemukan alat peraga yang
dapat dijadikan sebagai acuan dan kebanyakan alat peraga yang ada mempunyai kualitas bahan
yang mudah rusak dan kurang menarik. Lalu kami melakukan observasi di internet
sehingga kami menemukan alat peraga diagram venn yang dapat digunakan untuk
penanaman konsep.
2.
Mengumpulkan
Informasi dan Studi Literatur
Pada
tahap ini, kami mencari informasi tentang alat peraga diagram ven, dimana yang
kami temukan adalah alat peraga diagram ven yang terbuat dari bahan yang mudah
rusak dan kurang menarik karena hanya sebatas terbuat dari karton atau styrofoam dan mempunyai keterbatasan
dalam menjelaskan materi, yaitu hanya dapat digunakan untuk dua himpunan saja (lampiran1). Oleh karena itu, kami mengembangkan alat
peraga diagram ven menjadi alat peraga yang berkualitas baik dan tidak hanya dapat
digunakan untuk dua himpunan saja namun juga dapat digunakan untuk tiga
himpunan dan latihan soal.
3.
Desain Produk
Pada
tahap ini, kami melakukan desain alat peraga yang lebih berkualitas, kami beri nama “DIVEN”.
Diven adalah alat peraga yang dapat digunakan untuk memahami konsep himpunan
dengan bentuk berupa papan himpunan. Kami membuat alat peraga diven ini dengan sendirinya
sehingga kami tidak mengeluarkan banyak biaya untuk mengupah (lampiran 2). Biaya yang kami keluarkan untuk membeli
bahan sebesar Rp165.000. Bahan yang kami gunakan adalah karpet puzzle sebanyak
10 buah, triplek ukuran 90cm x 60cm, stik ice cream sebanyak 3 bungkus, lem
aibon sebanyak 2 botol, tali sepatu sebanyak 3 buah, tuspin sebanyak 30 buah,
plastik laminating sebanyak 6 lembar, plastik jilid sebanyak 1 lembar, glitter,
cat, dan velcro (perekat). Puzzle tersebut dialasi triplek berukuran 90cm x 60cm. Disamping alas
karpet untuk meletakkan himpunan tersebut kami hiasi dengan membuat nama diven yang berbahan
dasar karpet,dan 2
buah kotak kecil yang terbuat dari stik eskrim. Dua buah kotak tersebut masing-masing kami gunakan untuk meletakkan tuspin, angka, dan huruf. Kami memberi
velcro (perekat) pada alas puzzle dan bagian belakang himpunan agar bisa
dilepas pasang. Kami juga memberikan gantungan yang terbuat dari tali sepatu yang
dikepang sehingga alat perga tersebut dapat digantung. Bagian depan
alat peraga diven kami taburkan dengan glitter agar terlihat menarik. Alat peraga yang telah
jadi tersebut kami beri nama prototype 1 (lampiran3).
4.
Validasi Desain
Setelah kami mendesain alat peraga diven dan terbentuk
prototype 1, kami melakukan pameran yang dihadiri oleh dosen pembimbing dan
teman-teman (lampiran4). Dimana pada saat pameran
tersebut kami mendapatkan beberapa saran dan komentar untuk alat peraga diven.
NO.
|
NAMA
|
SARAN / KOMENTAR
|
1.
|
Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Komp., M.Sc.
|
Menarik ya
|
2.
|
Agil Oshi Putra
|
Sebaiknya diven ini diberi bingkai dan
gantungannya diletakkan di belakang
|
3.
|
Kurnia
|
Sebaiknya diberi kotak dibagian belakang untuk
meletakkan himpunan yang apabila sedang tidak digunakan
|
5.
Perbaikan Desain
Setelah
desain produk kami divalidasi, terdapat beberapa
saran dari teman-teman. Saran tersebut beberapa akan kami gunakan untuk memperbaiki
alat peraga kami. Salah satunya adalah saran dari kurnia, yaitu agar
menambahkan kotak dibagian belakang alat peraga kami untuk meletakkan himpunan
apabila sedang tidak digunakan. Saran dari agil oshi putra, yaitu diberi
bingkai dan gantungannya diletakkan di belakang tidak kami lakukan karena
apabila alat peraga tersebut kami gunakan bingkai maka akan memakan tempat atau
membutuhkan triplek yang lebih besar dan membuat diven tersebut menjadi berat.
Lalu gantungan pada diven tidak kami letakkan di belakang karena menurut kami
tali tersebut apabila diletakkan di depan akan menambah kesan yang cantik
karena berwarna. Alat peraga yang kami perbaiki tersebut kami beri nama prototype 2 (lampiran5).
6.
Uji Coba Produk
Setelah
kami melakukan revisi berdasarkan masukan yang ada , kami mendapatkan tampilan
alat peraga yang baru dan kami beri nama prototype 2, kemudian produk ini kami uji cobakan
dengan memilih 2 orang siswa, yaitu Destia Trianti (DT) kelas 8 dan Nabila
Oktaria (NO) kelas 9, SMP Negeri Srijaya Negara (lampiran6). Pada saat uji coba produk kami
menjelaskan terlebih dahulu cara pemakaian diven lalu kami mengajukan beberapa pertanyaan
berikut :
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
|
DT
|
NO
|
|
1.
Apakah alat peraga diven ini
menarik?
|
Cukup menarik
|
Cukup menarik, tetapi sebaiknya tali untuk
gantungan tersebut dibuat dari pita yang dikreasikan dengan bunga-bunga. Nama
diven sebaiknya berada diatas bukan disamping. Ruang kosong yang ada
sebaiknya dikreasikan dengan bunga-bunga
|
2.
Apakah ada kesulitan dalam
menggunakan alat peraga diven ?
|
Ada, kesulitan karena angka dan hurufnya yang terbatas
|
Ada, kesulitan karena angka dan hurufnya yang terbatas
|
3.
Apakah ada kekurangan dari alat
peraga diven?
|
-
|
Ada, angka dan huruf yang terbatas
|
4.
Apakah ada masukan atau saran untuk
alat peraga diven?
|
-
|
Ada, sebaiknya angka dan hurufnya ditambah lagi supaya
materi yang kakak ajarkan lebih menarik dan lengkap.
|
7.
Revisi Produk
Setelah
melakukan uji
coba pada siswa kelas 2 SMP dan 3 SMP kami mendapatkan beberapa saran dari siswa tersebut,
yaitu menambahkan jumlah huruf dan angka,
letak nama diven
yang sebaiknya berada di atas, dan ruang kosong yang ada pada diven tersebut sebaiknya dikreasikan dengan memberikan bunga-bunga. Dari beberapa
saran yang ada kami hanya mengambil satu saran yang diberikan oleh siswa tersebut, yaitu
menambahkan angka yang awalnya dari angka 1 sampai 20 menjadi angka 1 sampai 30
dan tidak menduplikasikan huruf karena dalam diagram ven apabila kedua atau
ketiga himpunan mempunyai elemen yang
sama maka akan diletakkan pada bagian A U B. Saran yang lainnya tidak kami
lakukan karena apabila kami meletakkan nama diven diatas maka akan menambah
ruang kosong dan apabila kami menambahkan bunga-bunga untuk menutupi ruang
kosong yang ada maka alat peraga tersebut akan terlihat sangat ramai dan bisa
membuat siswa menjadi tidak fokus. Alat peraga yang telah direvisi kami beri nama prototype 3.
- Uji
coba pemakaian
Setelah kami merevisi produk dan menghasilkan protoype 3, kami melakukan
uji coba kepada sekelompok siswa sebanyak 4 orang, yaitu Rizki Ardiansyah (R)
kelas 7, Irfan (I) kelas 7, Nadila (N) kelas 8, dan Yolanda (Y) kelas 8, SMP Negeri 13 Palembang (lampiran7). Pada saat uji coba produk kami
menjelaskan terlebih dahulu cara pemakaian diven lalu kami mengajukan beberapa
pertanyaan berikut:
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
|||
R
|
I
|
N
|
Y
|
||
1.
|
Apakah
mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga diven ini?
|
Tidak,
lebih mudah menggunakan alat ini
|
Ya, pada
saat mengeluarkan huruf dan angka
|
Tidak
|
Tidak
|
2.
|
Apakah
diven ini menarik?
|
Ya,
menarik
|
Ya,
menarik karena banyak warnanya
|
Ya,
warna-warni jadi kesannya menarik
|
Ya,
menarik karena bentuk dan warnanya
|
3.
|
Apakah
diven ini praktis?
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
4.
|
Apakah
dengan menggunakan diven bisa memahami konsep?
|
Bisa,
karena mudah
|
Bisa
|
Bisa,
karena lebih mudah
|
Bisa
|
5.
|
Apakah ada
saran?
|
Ditambah
bunga-bunga
|
Tambahkan
warnanya dan dipermudah dalam mengambil huruf dan angka
|
Warnanya
lebih diperbanyak
|
Tempat
huruf dan angkanya sulit di ambil, sebaiknya dipermudah
|
- Revisi
produk
Setelah melakukan uji coba pada sekelompok siswa, yaitu sebanyak 4 orang kami mendapatkan beberapa komentar
dan saran tetapi kami tidak melakukan revisi produk karena saran untuk
menambahkan bunga-bunga kami anggap akan membuat alat peraga diven menjadi
sangat ramai sehingga bisa membuat siswa menjadi tidak fokus, saran untuk
menambahkan warna tidak juga kami lakukan karena menurut kami tidak ada lagi
yang harus ditambah warnanya pada alat peraga diven yang kami buat karena sudah
cukup banyak warna, dan saran untuk mempermudah dalam mengambil huruf dan angka tidak kami lakukan juga karena pada saat pemakaian alat peraga
diven semua huruf dan angka dkeluarkan dari kotaknya sehingga memudahkan siswa
untuk mencari huruf atau angka yang diinginkan dan kotak yang ada hanya
berfungsi sebagai meletakkan huruf dan angka apabila alat peraga diven tersebut
sedang tidak digunakan.
- Pembuatan
produksi massal
Setelah kami melewati beberapa tahap untuk merevisi produk hingga menghasilkan
sampai prototype ke-3, kami memproduksi sebanyak 2 buah alat peraga diven
dengan jenis yang sama
(lampiran 8). Pada alat diven kedua kami tidak menggunakan papan tulis
karena papan tulis tidak terlalu digunakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan komentar dan saran dari
dosen pembimbing dan teman-teman pada saat pameran dikelas dan siswa-siswi pada saat uji coba perorangan dan
kelompok, alat peraga ini sudah dikategorikan bagus, praktis, dan efisien
karena telah melakukan 2 kali revisi sehingga alat peraga ini sudah bisa
digunakan untuk pembelajaran pada materi himpunan.
DAFTAR
PUSTAKA
(online)http://friskajulianatampubolon34.blogspot.co.id/2017/01/
(diakses pada 27 maret 2017, pukul 20:13)
(online)https://id.scribd.com/doc/219109243/Sejarah-Teori-Himpunan
(diakses pada 27 maret 2017, pukul 20:13)
(online)https://noordyah.wordpress.com/tugas-kuliah/langkah-langkah-penelitian-dan-pengembangan/
(diakses pada 27 maret 2017, pukul 20:13)
(online)https://sarahbaniariyandini.wordpress.com/2014/01/05/alat-peraga-sebagai-media-pembelajaran-matematika/
(diakses pada 27 maret 2017, pukul 20:13)
(online) http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm (diakses pada 27 maret 2017, pukul 21.05)
Langganan:
Postingan (Atom)